Header Ads

Mazhab Neo-Klasik

Mazhab Neo-Klasik



Teori-teori yang dikembangkan oleh Marx dan Engelsmendapat banyak tanggapan dari pakar ekonomi dari kaum Sosialis maupun kaum liberal-kapitalis. Pemikiran liberal kapitalis ini dimasukan ke dalam suatu kelompok  yang disebut Neo-Klasik. 
Teori Marx yang meramal kejatuhan kapitalis bertolak belakang dengan teori nilai kerja dan tingkat upah, lalu pakar-pakar Neo-klasik di pelajari kembali secara mendalam. Setelah di pelajari, mereka menemukan bahwa teori nilai lebih (surplus value) marx tidak mampu menjelaskan secara tepat tantang nilai komoditas. Kemudian mereka menyepakati bahwa teori marx tidak memberikan sumbangan dalam perkembangan teori ekonomi.


A.Pendekatan Marjinal

Para pakar neo-klasik membahas ramalan Marx menggunakan konsep analisis marjinal (marginal analysis).Analisis marjinal merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap tingkah laku konsumen dan produsen serta penentuan harga-harga di pasar. Sejak terjadinya marginal revolution tersebut, pembahasan ekonomi makin bersifat mikro. Konsep ini sering diakui sebagai kontribusi utama dari aliran mazhab Austria. 
Menurut Gosen, marginal utility dari pengkonsumsian suatu barang akan menurun jika barang yang sama dikonsumsi lebih banyak ( Hukum Gosen Pertama). Dalam “Hukum Gosen Kedua” ia menjelaskan bahwa sumber daya dan dana yang tersedia selalu terbatas secara relative untuk memenuhi kebutuhan manusia yang relative tidak terbatas.


B.Mazhab Austria

Konsep marjinal kebanyakan di gunakan dan dikembangkan di Austria,sehingga mereka memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu penerapan kalkulus dalam pengembangan teori-teori mereka. Tiga tokoh utama mazhab Austria adalah Carl Menger, Friedrich von Wieser, dan Eugen vin Bohm Bawerk.
Menger mengembangkan teori utilitas marjinal yang ternyata berpengaruh terhadap pengembangan teori ekonomi. Wieser dipandang sangat berjasa dalam mengembangkan teori marjinal Menger, dengan menambahakan formulasi biaya-biaya oportunitas (opportunity costs). Bohm Bawerk berkontribusi dalam pengembangan teori modal dan teori tentang tingkat suku bunga.


C.Mazhab Lausanne

Langkah lebih maju yang disumbangkan pemikir neo-klasik adalah analisis yang lebih komprehensif tentang teori keseimbangan umum oleh Leon Walras. Karyanya Elements of Pure Economics (1878) dianggap sebagai suatu mahakarya dalam bidang ekonomi,dalam bukunya tersebut Walras menjelaskan teori keseimbagan dengan pendekatan matematis. Namun sayang, konsep dan model keseimbangan umum yang sudah dikembangkan Walras ini tidak terlalu diperhatikan oleh pakar ekonomi di zamannya. Atas jasa Alfred Marshall yang menghargai konsep matematika Walras menyeabkan pemikiran Walras dihargai  dengan sepantasnya. Ia kemudia dianggap  sebagai pendiri ilmu ekonomi matematika, yang kemudian dikembangkan oleh Frisch menjadi ilmu ekonometrika.


D.Mazhab Cambridge

Alfred Marshall merupakan pelopor mazhab cambridge. Marshall dianggap sangat berjasa dalam memperbarui asas dan pos-tulat pandangan-pandangan ekonomi yang dikemukakan pakar klasik dan pakar neo-klasik sebelumnya. Menurut kaum klasik,harga barang ditentukan oleh besarnya pengorbanan untuk menghasilkan barang tersebut. Dengan demikian, bagi kaum klasik yang mennetukan harga adalah sisi penawaran.Pandangan klasik ditentang oleh tokoh-tokoh neo klasik lain seperti Jevons,Menger,dan Warlas. Mereka sepakat bahwa yang menentukan harga adalah kondisi permintaan.


E.Persaingan Monopolitis dan Pasar Tidak Sempurna

Tokoh awal neo-klasik tidak telalu memperhatikan apakah pasar dalam kenytaan kehidupan sehari-hari betul-betul mencerminkan pasar persaingan sempurna atau tidak. Tokoh neo-klasik ini adalah Sraffa mengamati bahwa kenyataannya asumsi pasar persaingan sempurna yang dianut tokoh-tokoh klasik maupun tokoh-tokoh neo-klasik tidak dapat diterima begitu saja. sebagai contoh,asusmsi pasar persaingan sempurna adalah produk yang ditawarkan bersifat homogen,tetapi kenyataannya produsen melalukan pembadaan produk (product differentiation).


F.Games Theory dan Informasi Asimetris

Untuk menganalisis perilaku ekonomi dalam pasar yang hanya diisi oleh segelintir pelaku ekonomi, dikembangkanlah konsep games theory. Konsep games theory oleh Nash untuk menganalisi situasi kepentingan pelaku ekonomi yang tidak berlawanan.  Dari sinilah muncul istilah keseimbangan Nash (Nash Equilibirum), yaitu situasi dimana para pemain tidak tertatik lagi mengubah tindakannya,karena harapan atau ekspektasi setiap pemain tentang dan terhadap pemain lain ternyata benar. Konsep GT dikembangkan oleh Nash dengan asumsi informasi yang simetris,berarti semua pemain memiliki informasi yang sama.oleh pakar lain,yaitu John Harsanyi dikembangkan GT yang beroperasi dalam situasi informasi yang bersifat asimetris. Oleh Reinhard Selten mengembangkan GT untuk situasi yang lebih dinamis. Menurutnya, tindakan seorang pemain tidak hanya ditentukan oleh peluang melainkan juga oleh informasi yang dipunya.

Tidak ada komentar